8/7/2022
11:15
Aku duduk di pojokan kasur. Meratapi nilai Psikologi Organisasi yang benar-benar di bawah ekspektasi. Aku tahu, aku tidak jago di matkul itu. Aku memang jarang aktif di kelas untuk bertanya. Namun, aku pernah beberapa kali bertanya saat matkul itu. Nilai kuisku selalu aman, tidak pernah di bawah angka 80. Bahkan aku pernah mendapatkan nilai 100 saat kuis kedua. Aku tidak mengharapkan nilai A, karena aku tahu nilai UTS-UAS-ku hanya ada di kisaran angka 60. Akan tetapi, kemarin aku mendapatkan berita buruk. Nilai akhir Psikologi Organisasiku B+, IYA B+!
Aku hanya terdiam ketika tahu nilai Indeks Prestasi Sementara (IPS) langsung anjlok dari 3,9 menjadi 3,7. Aku awalnya tidak ingin memercayai itu, aku melihat nilai itu berulang-ulang kali. Tidak berubah. Aku coba refresh lagi. Masih belum berubah juga. Lalu, aku panik. Aku mencari-cari letak kesalahanku di mana. Apakah aku ada yang kelewat tidak mengumpulkan tugas? Atau bagaimana? Tapi setelah kucek di eLOK, aku mengumpulkan semua tugas. Aku mengerjakan tugas-tugasku dengan maksimal. Tidak ada yang buruk selain dua nilai UTS-UAS yang menurutku masih pantas dihargai dengan nilai A/B. Aku tidak berharap dengan nilai A. Aku tahu kapasitasku tidak untuk mendapatkan nilai itu. Tapi, nilai B+? Bukankah itu keterlaluan? Bukankah sepertinya kesalahan tidak murni ada dalam diriku?
Aku mencoba menghubungi teman satu kelompokku. Ternyata, ia mendapatkan nilai B-! Kami sama-sama terkejut. Karena kami merasa nilai itu terlalu rendah untuk usaha yang kami lakukan. Sejujurnya, sejak awal, aku tidak sreg dengan dosennya. Sebab beliau memang galak dan aku merasakan sedikit aura kesombongan setiap beliau berbicara. Namun, aku tidak menyangka bahwa beliau akan setega ini. Ini benar-benar di luar dugaanku.
Aku lemas. Aku tidak ingin makan rasanya. Aku kecewa pada beliau. Tapi aku lebih kecewa pada diriku sendiri. Aku meluangkan banyak waktu untuk tugas PIO. Aku merasa ini agak tidak adil. Aku menangis seharian. Aku tidak mengerti apa yang harus kulakukan selanjutnya. Apa yang harus kukatakan pada kedua orang tuaku? Bagaimana aku harus menjelaskan nilai itu kepada mereka?
Tuhan, aku benar-benar terpuruk. Awalnya aku tidak ingin menangis. Awalnya aku ingin bodo amat. Tapi tidak bisa Tuhan. Aku hanya bisa menangis. Aku tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan selanjutnya. Aku hanya bisa menulis ini. Merangkai kata-kata penghibur untuk kebodohanku. Tuhan, aku hanya ingin mendapatkan nilai yang lebih baik dari ini. Targetku di semester ini diturunkan. Worst case-nya, IPK-ku masih di angka 3,8 dan best case-nya, aku ingin tetap mendapatkan nilai 3,9. Aku tidak ingin muluk-muluk mendapatkan IPK 4. Tidak, aku tahu batas kemampuanku. Tapi setiap pergantian semester, selalu banyak hal-hal yang membuatku tersiksa.
Ya Tuhan, aku harus apa?
